Setelah dari Garuda Wisnu Kencana, rombongan bergerak ke pusat kaos Joger. Ternyata, bis tidak bisa mengantar sampai depan Joger, karena ada beberapa sebab. Pertama peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah setempat; Kedua, memang harus diberlakukan seperti itu. Lho kok ? Alasannya : jalanan di depan Joger sangat sempit, itupun digunakan untuk dua jalur. Hal ini diperparah dengan pedagang dan pejalan kaki yang kurang disiplin. Sehingga walhasil, peraturan itu harus ditegakkan.
Rombongan diantar di suatu tempat (entah, saya tidak tahu tempatnya, kalau tidak salah terminal). Setiap peserta mendapatkan 3 karcis dari pihak penyelenggaran. Karcis pertama digunakan untuk naik kendaraan umum dari tempat kami di drop ke Joger. Karcis kedua digunakan untuk naik kendaraan umum dari Joger ke Kuta Beach. Karcis ketiga digunakan untuk naik kendaraan umum dari Kuta Beach kembali ke tempat kami di drop.
Oke satnya menggunakan karcis-karcis itu. Karcis pertama adalah karcis untuk pergi ke Joger. Halah....halah... belum sampai naik sudah mulai senewen. Gimana tidak, wong tiap kendaraan harus diisi 20 orang, jika kurang tidak mau berangkat. Ini yang namanya bondha bandhi ketiban dadi. Jika "body" penumpang standart semua, maka penumpang dapat duduk dengan tenang, meskipun sedikit mepet. Tapi jika ada penumpang yang ber"body" lebih dari standart..... hmmm.... perlu dipikirkan lagi jumlah penumpangnnya. He...he....
Joger penuh. Entah karena apa, kok Joger sangat ramai. Mungkin karena hari sudah menjelang sore, sehingga orang nekat untuk belanjar di Joger. Begitu masuk Joger........ aduh... aduh.... saya tidak bernafas, pandangan berkunang-kunang. Suatu alarm "semakin cepat keluar semakin bagus". Tanpa melihat kiri dan kanan, hanya melihat punggung teman, yang juga tidak suka suasana ramai, langsung langkah seribu keluar dari Joger.
Sambil menunggu teman-teman belanja di Joger, lebih baik isi perut. Makan bakso ditemani es degan. Hm..... sedaappp.............. sedikt menghilangkan kunang dan gemetar di badan.
Ternyata menunggu adalah pekerjaan yang menjemukan. Wah kalau seperti ini, biasanya pikiran nakal mulai keluar. Jangan keluar dulu... jangan... please deh. Bukan waktunya pikiran nakal keluar. Nah...nah... akhirnya keluar juga. Kadang-kadang, saya tidak bisa menerima cara berpikir ibu-ibu. Mereka sudah tahu jika Joger sangat ramai. Mereka tidak akan bisa memilih kaos dengan santai, dan obyektif. Mereka harus berdesak-desakan dengan orang lain. Mereka harus antri cukup lama, karena panjang antriannya sudah berekor dan keranjang dari setiap pengatri sudah tumpung undung. Wah berapa lama mereka akan menyelesaikan jual beli ini.
Acara tunggu menunggu tidak berhenti di acara beli kaos Joger, karena untuk bisa menggunakan karcis kedua, kami harus mencari teman sebanyak mungkin sehingga kendaraan umum bisa jalan. Ingat!! Kendaraan umum hanya mau jalan jika penumpang sudah berjumlah 20 orang. Wuiiihhhh......kembali berdesak-desakkan.
Akhirnya sampai juga di Kuta Beach.
Oke satnya menggunakan karcis-karcis itu. Karcis pertama adalah karcis untuk pergi ke Joger. Halah....halah... belum sampai naik sudah mulai senewen. Gimana tidak, wong tiap kendaraan harus diisi 20 orang, jika kurang tidak mau berangkat. Ini yang namanya bondha bandhi ketiban dadi. Jika "body" penumpang standart semua, maka penumpang dapat duduk dengan tenang, meskipun sedikit mepet. Tapi jika ada penumpang yang ber"body" lebih dari standart..... hmmm.... perlu dipikirkan lagi jumlah penumpangnnya. He...he....
Joger penuh. Entah karena apa, kok Joger sangat ramai. Mungkin karena hari sudah menjelang sore, sehingga orang nekat untuk belanjar di Joger. Begitu masuk Joger........ aduh... aduh.... saya tidak bernafas, pandangan berkunang-kunang. Suatu alarm "semakin cepat keluar semakin bagus". Tanpa melihat kiri dan kanan, hanya melihat punggung teman, yang juga tidak suka suasana ramai, langsung langkah seribu keluar dari Joger.
Sambil menunggu teman-teman belanja di Joger, lebih baik isi perut. Makan bakso ditemani es degan. Hm..... sedaappp.............. sedikt menghilangkan kunang dan gemetar di badan.
Ternyata menunggu adalah pekerjaan yang menjemukan. Wah kalau seperti ini, biasanya pikiran nakal mulai keluar. Jangan keluar dulu... jangan... please deh. Bukan waktunya pikiran nakal keluar. Nah...nah... akhirnya keluar juga. Kadang-kadang, saya tidak bisa menerima cara berpikir ibu-ibu. Mereka sudah tahu jika Joger sangat ramai. Mereka tidak akan bisa memilih kaos dengan santai, dan obyektif. Mereka harus berdesak-desakan dengan orang lain. Mereka harus antri cukup lama, karena panjang antriannya sudah berekor dan keranjang dari setiap pengatri sudah tumpung undung. Wah berapa lama mereka akan menyelesaikan jual beli ini.
Acara tunggu menunggu tidak berhenti di acara beli kaos Joger, karena untuk bisa menggunakan karcis kedua, kami harus mencari teman sebanyak mungkin sehingga kendaraan umum bisa jalan. Ingat!! Kendaraan umum hanya mau jalan jika penumpang sudah berjumlah 20 orang. Wuiiihhhh......kembali berdesak-desakkan.
Akhirnya sampai juga di Kuta Beach.

Waktunya sunset.................

Berdasarkan planning yang telah disepakati bersama (sebenarnya intern saja), bahwa kami berencana untuk membuat tattooo. Semula sih ada beberapa teman yang ingin mengikuti jejak, tetapi entah tiba-tiba mengundurkan diri. Sudahlah tidak perlu menanyakan alasan mereka, yang penting plan tattoo terlaksana.
Beberapa prosedur pen'tattoo'an :
Pertama, memilih orang yang menawarkan tattoo. Banyak orang yang menawarkan jasa untuk membuat tattoo, lengkap dengan model dan harganya.
Kedua, jika sudah cocok dengan harga yang ditawarkan, bisa lanjut ke prosedur kedua yaitu memilih model. Ternyata banyak model yang ditawarkan oleh pen'tattoo'. Setelah menimbang, bentuk dan bagian tubuh yang nanti di 'tattoo', maka saya memutuskan untuk memilih kupu-kupu.
Ketiga, ngeblat alias menjiplak. Model yang telah di pilih, di jiplak ke bagian tubuh yang akan di tattoo.
Keempat, mentattoo. Dalam hal ini, pen'tattoo' mewarnai jiplakan. Hanya butuh 20 menit, maka tratatata....... tattoo sudah jadi.
Kelima, mengeringkan. He... he.. kalo ini tidak perlu dibahas deh.
Beberapa prosedur pen'tattoo'an :
Pertama, memilih orang yang menawarkan tattoo. Banyak orang yang menawarkan jasa untuk membuat tattoo, lengkap dengan model dan harganya.
Kedua, jika sudah cocok dengan harga yang ditawarkan, bisa lanjut ke prosedur kedua yaitu memilih model. Ternyata banyak model yang ditawarkan oleh pen'tattoo'. Setelah menimbang, bentuk dan bagian tubuh yang nanti di 'tattoo', maka saya memutuskan untuk memilih kupu-kupu.
Ketiga, ngeblat alias menjiplak. Model yang telah di pilih, di jiplak ke bagian tubuh yang akan di tattoo.
Keempat, mentattoo. Dalam hal ini, pen'tattoo' mewarnai jiplakan. Hanya butuh 20 menit, maka tratatata....... tattoo sudah jadi.
Kelima, mengeringkan. He... he.. kalo ini tidak perlu dibahas deh.
No comments:
Post a Comment